Pengukuran Efektivitas Kampanye PR Digital


Pengukuran Efektivitas Kampanye PR Digital


Digitalisasi media, zaman, dan perkembangan teknologi telah mengubah bagaimana konsumen di seluruh dunia kini menghabiskan waktu mereka. Bahkan saya pribadi itu kebanyakan menghabiskan waktu saya untuk main media sosial.

Survei juga menunjukkan bahwa ada keterkaitan menarik antara usia dan perilaku konsumsi media sehari-hari. Generasi yang lebih muda cenderung lebih digital, dengan angka konsumsi hampir mencapai 60 persen (personal computer dan mobile) pada kelompok usia 16-24 tahun. Secara kontras, angka yang sama dihabiskan oleh kelompok usia 55-64 tahun untuk mengonsumsi media-media tradisional (TV, radio, media cetak, dan konsol game).

Bagi para praktisi PR profesional, pergeseran ini tentu berdampak pada pengemasan kampanye mereka. Bagaimana mengukur keefektivitasan strategi humas di era digital, terutama social media, menjadi tantangan tersendiri bagi para praktisi humas.

Pengukuran efektivitas kampanye kehumasan dapat dibagi ke dalam empat tahapan. Yaitu exposure, engagement, influence, dan action. Pada tahapan exposure, efektivitas kampanye PR diukur berdasarkan berapa banyak audience yang terpapar oleh konten kampanye yang diciptakan. “Pengukuran ini di antaranya dapat dilihat melalui jumlah hit atau visit pada website, follower pada Twitter, fans pada Facebook, juga view pada video di YouTube dan pada postingan di blog."

Tahapan engagement mengukur lebih jauh lagi, yaitu berapa banyak tindakan yang diambil pada pesan kita. Di Twitter, misalnya, hal ini dapat dilihat dari berapa banyak retweet, link yang diklik, serta penggunaan hashtag ciptaan kita oleh follower. Pengukuran juga dapat dilihat dari jumlah link yang diklik, like, dan komentar di Facebook, serta jumlah komentar, subscriber, dan posting blog yang di-share ke media sosial.

“Tahapan influence melangkah semakin jauh lagi. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana konten kita dan keterlibatan audience mempengaruhi persepsi serta sikap audience. Apakah brand, korporat, atau individu yang kita kampanyekan dianggap positif, netral, atau justru negatif,” lanjut Indira. Di tahapan ini, indikator pengukurannya juga dapat dilihat melalui berapa banyak audience yang persepsinya berhasil diubah berkat kampanye.

Di tahapan action, aspek yang diukur sudah mencapai tataran perilaku. Misalnya, berapa banyak audience yang merekomendasikan kampanye kita pada audience lain. “Meningkatnya pembelian serta jumlah pengunjung event atau toko dapat pula menjadi indikator pada tahapan ini.”

Sumber :
https://dailysocial.id/post/fortune-pr-empat-tahap-mengukur-efektivitas-kampanye-social-media

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PR dan Komunikasi Digital

Alat PR Digital